Contemporary Arts Center (CAC) – Zaha Hadid
Bangunan seluas 11000 kaki ini berfungsi sebagai galeri seni, pusat pendidikan seni anak, tempat pertunjukkan seni yang dilengkapi toko buku dan cafe.
CAC memiliki analogi romantik karena bentuknya yang dinamis seperti puzzle dengan perbedaan level. Tingkat kompleksitas dan kontradiksi bangunan ini cukup tinggi dibanding sekitar, hal ini merupakan salah satu indikator bahwa CAC bangunan post-modern.
Bangunan post-modren ini dikelilingi oleh gedung-gedung bergaya modern yang bentuknya cenderung kotak-kotak dan statis, sehingga CAC yang berkomposisi linear horisontal terlihat menonjol dan dinamis, dimana ke-dinamis-an yang terlihat merupakan hasil dari permainan ruang dalam yang kemudian mempengaruhi fasade luar.
CAC memiliki analogi romantik karena bentuknya yang dinamis seperti puzzle dengan perbedaan level. Tingkat kompleksitas dan kontradiksi bangunan ini cukup tinggi dibanding sekitar, hal ini merupakan salah satu indikator bahwa CAC bangunan post-modern.
Bangunan post-modren ini dikelilingi oleh gedung-gedung bergaya modern yang bentuknya cenderung kotak-kotak dan statis, sehingga CAC yang berkomposisi linear horisontal terlihat menonjol dan dinamis, dimana ke-dinamis-an yang terlihat merupakan hasil dari permainan ruang dalam yang kemudian mempengaruhi fasade luar.
CAC menerapkan salah satu teori Wtelo yakni ‘difanitas’ atau kesemrawangan. Penerapannya pada dinding transparan yang materialnya berupa kaca.
Sebagai bangunan yang beraliran post-modern, CAC masih kontekstual yang diimplementasikan pada variasi bentuk yang meerupakan perpaduan antara bangunan modern (bangunan lama) dan post-modern (CAC).
Dalam hal aksesibilitas, ruang-ruang CAC mudah dijangkau pengunjung. Kemudahan akses tersebut didukung dengan adanya ramp sebagai sarana penghubung antar-ruang.
CAC merupakan salah satu bangunan yang menerapkan tekonlogi yang cukup maju. Hal ini dapat dilihat pada konstruksi ruang galeri yang seolah-olah melayang di atas ruang lobi, penggunaan kantilever-kantilever, dan fasade samping yang multi-level.
Sebagai bangunan yang beraliran post-modern, CAC masih kontekstual yang diimplementasikan pada variasi bentuk yang meerupakan perpaduan antara bangunan modern (bangunan lama) dan post-modern (CAC).
Dalam hal aksesibilitas, ruang-ruang CAC mudah dijangkau pengunjung. Kemudahan akses tersebut didukung dengan adanya ramp sebagai sarana penghubung antar-ruang.
CAC merupakan salah satu bangunan yang menerapkan tekonlogi yang cukup maju. Hal ini dapat dilihat pada konstruksi ruang galeri yang seolah-olah melayang di atas ruang lobi, penggunaan kantilever-kantilever, dan fasade samping yang multi-level.
Dalam hal aksesibilitas, ruang-ruang CAC mudah dijangkau pengunjung. Kemudahan akses tersebut didukung dengan adanya ramp sebagai sarana penghubung antar-ruang.
CAC merupakan salah satu bangunan yang menerapkan tekonlogi yang cukup maju. Hal ini dapat dilihat pada konstruksi ruang galeri yang seolah-olah melayang di atas ruang lobi, penggunaan kantilever-kantilever, dan fasade samping yang multi-level.
CAC merupakan salah satu bangunan yang menerapkan tekonlogi yang cukup maju. Hal ini dapat dilihat pada konstruksi ruang galeri yang seolah-olah melayang di atas ruang lobi, penggunaan kantilever-kantilever, dan fasade samping yang multi-level.
Posted by Cinema Season
on 01.04. Filed under
Dekonstruksi,
News Update,
Projects,
Zaha Hadid
.
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0.
Feel free to leave a response